DAKWAH
RASULULLAH SECARA TERANG-TERANGAN
Ibnu Ishaq berkata, “Kemudian
orang-orang masuk Islam; laki-laki dan perempuan secara bergelombang, hingga
pembahasan tentang Islam menyebar di Makkah, dan Islam menjadi bahan
perbincangan. Setelah itu, Allah Azza wa Jalla memerintahkan Rasul-Nya
mengungkapkah apa yang beliau bawa daripada-Nya dengan terang-terangan,
memperlihatkah perinta Allah kepada manusia, dan mengajak mereka kepada-Nya.
Rentang waktu antara Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam merahasiakan
perintah-Nya hingga Allah Ta’ala memerintahkan beliau memperlihatkan
perintah-Nya ialah tiga tahun—sebagaimana disampaikan kepadaku.”
Nabi muhammad
melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun. Kemudian turunlah
surat Al Hijr ayat 94 yang berisi tentang perintah dakwah secara
terang-terangan.
Ibnu lshaq berkata, “Kemudian Allah Ta’ala berfirman kepada Rasulullah
Shallallahu Alaihi wa Sallam,
Artinya:
Maka
sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apayang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musrik (Q. S .Al Hijr/ 15: 94)
Tahap-tahap dakwah
Rasulullah SAW secara terang-terangan ini antara lain sebaga berikut:
1.
Mengundang kaum kerabat keturunan dari Bani
Hasyim, untuk menghadiri jamuan makan dan mengajak agar masuk Islam. Walau
banyak yang belum menerima agama Islam, ada 3 orang kerabat dari kalangan Bani
Hasyim yang sudah masuk Islam, tetapi merahasiakannya. Mereka adalah Ali bin
Abu Thalib, Ja’far bin Abu Thalib, dan Zaid bin Haritsah.
Allah Ta’ala berfirman kepada beliau,
“Dan berilah peringatan kepada
kerabat-kerabatmu yang terdekat. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang
yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (Asy-Syu’araa’: 214-215).
Setelah
menerima wahyu tersebut maka Nabi Muhammad mulai berdakwah secara
terang-terangan. Langkah pertama yang dilakukan adalah mengundang sanak kerabat
dan beberapa orang terkemuka dari suku Quraisy dalam suatu jamuan makan. Beliau mengundang Bani Hasyim dan beberapa orang Bani
Al-Muthalib bin Al-Manaf.
Dalam pertemuan
tersebut Nabi Muhammad mnyampaikan inti dari ajaran Islam, yaitu agar manusia
hanya menyembah Allah semata. Manusia dilarang menyembah berhala dan
benda-benda lainnya. Manusia juga harus berbuat baik kepada sesama dan tidak
boleh saling mengganggu dan memusuhi. Akan tetapi sebagian besar orang yang
hadir tersebut menolak ajakan Nabi Muhammad
Beliau menyeru kepada kaumnya kepada
Allah dan berserah diri kepada RabbNya. Namun dari sekian banyak yang datang,
semua menentang Rasulullah, hanya Abu Thaliblah yang mendukung dan
memerintahkan melanjutkan perjuangan Rasul, tetapi Abu Thalib tidak punya
pilihan lain untuk meninggalkan agama Bani Abdul Al-Muthalib.
Dengan perkataan yang halus dan
lemah lembut, Abu thalib menolak permintaan mereka. Maka mereka pun pulang
dengan tangan hampa sehingga Rasulullah bisa melanjutkan dakwah, menampakkan
agama Allah dan menyeru kepadaNya.
Mereka
beranggapan bahwa ajaran yang disampaikan Muhammad bertentangan dengan ajaran
nenek moyang mereka. Hanya sedikit di antara mereka yang mau menerima dakwah
Nabi Muhammad tersebut. Sebagian yang lain menolak ajakan tersebut dengan
halus, dan sebagian lagi menolaknya secara kasar dan terang-terangan.Bahkan Abu
Lahab secara terang-terangan menolaknya dan mengancam Nabi Muhammad jika
meneruskan dakwahnya itu maka ia dan orang Arab tidak akan segan-segan untuk
memusuhinya.
Semenjak penolakan itu, dan
orang-orang Quraisy tahu bahwa Muhammad SAW sama sekali tidak menghentikan
dakwahnya, maka mereka memeras pikiran dan menyimpulkan untuk membenamkan
dakwah ini.
Sejak
dimulainya dakwah terang-terangan, Nabi Muhammad selalu mendapat tantangan dari
kaum kafir Quraisy. Meskipun demikian, Nabi Muhammad terus berdakwah dan tidak
pernah putus asa.
Ibnu Ishaq berkata, “Ketika itu,
jika sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam ingin melakukan
shalat, mereka pergi ke syi’b (jalan di antara dua gunung) dan merahasiakan
shalatnya dari penglihatan kaumnya. Ketika Sa’ad bin Abu Waqqash bersama
beberapa orang dari sahabat-sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam
sedang shalat di salah satu syib, tiba-tiba beberapa orang dari kaum musyrikin
muncul ke tempat mereka. Orang-orang Quraisy tersebut mengecam tindakan kaum
Muslimin, dan mencela apa yang mereka perbuat, hingga terjadilah perkelahian di
antara mereka. Dalam perkelahian tersebut, Sa’ad bin Abu Waqqash memukul Salah
seorang dari orang-orang musyrikin dengan tulang rahang unta hingga terluka.
Itulah darah yang pertama kali ditumpahkan dalam Islam.”
C.
Faktor-faktor yang mendorong kaum kafir Quraisy menentang dakwah Nabi Muhammad
Awalnya kaum
kafir Quraisy mengira bahwadakwah Muhammad akan berhenti di tengah jalan sebab
tidak mendapatkan pengikut. Namun pada kenyataannya semakin hari pengikut Nabi
Muhammad semakin bertambah banyak. Hal ini membuat para pembesar Quraisy
semakin gelisah dan gusar. Mereka menggunakan berbagaimacam cara untuk
menentang dakwah Nabi Muhammad.
Beberapa faktor
yang menyebabkan mereka menolak keras ajaran Muhammad adalah;
· Persaingan
berebut kekuasaan
Kaum kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian
dan kekuasaan. Di masa itu terjadi perebutan kekuasaan antar suku. Dengan
mengikuti ajakan Muhammad mereka menganggap bahwa mereka mengakui kekuasaan
Muhammad. Mereka menganggapbahwa dengan mengikuti ajaran Muhammad maka telah
tunduk kepada Nabi Muhammad dan Bani Hasyim
· Hilangnya kasta
Masyarakat Quraisy saat itu hidup dalam
penggolongan-penggolongan status sosial atau kasta. Ada kaum majikan dan ada
kaum budak. Budak yang dimiliki seseorang adalah golongan yang berkasta rendah.
Mereka bisa diperjual belikan dan hak-haknya sebagai manusia tidak dihargai
sama sekali.
Para pembesar Quraisy pada umumnya memiliki status sosial
tinggi. Mereka keberatan jika status sosial mereka disamakan dengan yang lain.
Sementara Islam mengajarkan kepada manusia untuk saling menghargai satu sama
lain sebab derajat manusia adalah sama, yang membedakannya di sisi Allah
hanyalah tingkat ketaqwaannya saja. Oleh karena itu kaum kafir Quraisy
menentang ajaran Islam.
· Hilangnya
perdagangan patung
Orang kafir quraisy adalah masyarakat penyembah berhala.
Membuat berhala merupakan mata pencaharian masyarakat ketika itu. Mereka
membuat berhala Latta, Uzza, Manat dan Hubbal kemudian dijual kepada
orang-orang yang mengunjungi kakbah yang nantinya dijadikan sesembahan.
Sementara itu Islam mengajarkan bahwa manusia hanya
menyembah Allah semata dan tidak boleh menyembah selain Allah. Jika mereka
mengikutiajaran Islam maka mereka khawatir kalau mata pencahariannya sebagai
pembuat patung tersebut akan hilang.
Setelah Nabi SAW merasa yakin
terhadap dukungan dan janji Abu Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan
wahyu Allah, maka suatu hari beliau berdiri diatas Shafa, lalu berseru :
“ Wahai semua orang!” maka semua orang berkupul memenuhi seruan beliau, lalu
beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman kepada risalah beliau serta iman
kepada hari akhirat.”
Dari yang hadir disitu, Abu Lahab angkat bicara “ Celakalah engkau untuk
selama-lamanya, untuk inikah engkau mengumpulkan kami.”
Lalu turun ayat “ Celakalah kedua tangan Abu Lahab”
Seruan beliau semakin menggema seantero Mekkah, hingga kemudian turn ayat,
“ Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”
Maka Rasulullah langsung bangkit menyerang berbagai khurafat dan kebohongan
syirik. Menyebutkan kedudukan berhala dan hakikatnya yang sama sekali tidak
memiliki nilai.
Mekkah berpijar dengan api kemarahan, bergolak dengan keanehan dan
pengingkaran, tatkala mereka mendengar suar yang memperlihatkan kesesatan
orang-orang musyrik dan para penyembah berhala. Suara itu seakan akan petir
yang membelah awan, berkilau, menggelegar dan mengguncang udara yang tadinya
tenang. Orang-orang Quraisy bangkit untuk menghadang revolusi yang datang
secara tak terduga ini, dan yang dikhawatirkan akan merusak tradisi warisan
mereka.
Orang-orang Quraisy bingung, karena sepanjang sejarah nenek moyang mereka dan
perjalanan kaumnya, mereka tidak pernah mengetahui bandingan yang seperti itu.
Setelah menguras pikiran, tidak ada jalan lain lagi bagi mereka menghadapi
orang yang jujur dan dapat dipercayai ini (Muhammad SAW) kecuali mendatangi
paman beliau, Abu Thalib. Mereka meminta kepadanya agar menghentikan segala apa
pun yang diperbuat anak saudaranya.
Beberapa cara penghadangan mereka terhadap dakwah Rasulullah SAW, yaitu :
- Dengan ejekan dan penghinaan, olok-olok dan penertawaan. Hal ini mereka
maksudkan untuk melecehkan orang-orang muslim dan menggembosi kekuatan mental
mereka.
- Menjelek-jelekkan ajaran beliau, membangkitkan keragu-raguan, menyebarkan
anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaran-ajaran beliau dan diri beliau.
- Melawan Al-Qur’an dengan dongeng orang-orang dahulu dan menyibukkan manusia
dengan dongeng-dongeng itu, agar mereka meninggalkan Al-Qur’an.
- Menyodorkan beberapa bentuk penawaran, sehingga dengan penawaran itu mereka
berusaha untuk mempertemukan islam dan jahiliyah ditengah jalan.
- Berbagai macam tekanan dan penyiksaan terhadap pengikut-pengikut Rasulullah SAW.
- Pemboikotan secara menyeluruh terhadap pengikut Muhammad SAW.
Dari hari ke hari penyiksaan dan tekanan yang dilancarkan orang-orang Quraisy
semakin menjadi-jadi. Hingga Rasulullah menyuruh kaumnya untuk hijrah dan
berdakwah keluar Mekkah.
2. Rasulullah SAW mengumpulkan para penduduk kota Mekah,
terutama yang berada dan bertempat tinggal di sekitar Ka’bah untuk berkumpul di
Bukit Shafa.
Pada periode dakwah secara terang-terangan ini juga telah menyatakan diri masuk
Islam dari kalangan kaum kafir Quraisy, yaitu: Hamzah bin Abdul Muthalib (paman
Nabi SAW) dan Umar bin Khattab. Hamzah bin Abdul Muthalib masuk Islam pada
tahun ke-6 dari kenabian, sedangkan Umar bin Khattab (581-644 M).
Rasulullah SAW menyampaikan seruan dakwahnya kepada para penduduk di luar kota
Mekah. Sejarah mencatat bahwa penduduk di luar kota Mekah yang masuk Islam
antara lain:
۞ Abu Zar Al-Giffari, seorang tokoh dari
kaum Giffar.
۞ Tufail bin Amr Ad-Dausi, seorang penyair
terpandang dari kaum Daus.
۞ Dakwah Rasulullah SAW terhadap penduduk
Yastrib (Madinah). Gelombang pertama tahun 620 M, telah masuk Islam dari suku
Aus dan Khazraj sebanyak 6 orang. Gelombang kedua tahun 621 M, sebanyak 13
orang, dan pada gelombang ketiga tahun berikutnya lebih banyak lagi. Diantaranya
Abu Jabir Abdullah bin Amr, pimpinan kaum Salamah.
Pertemuan umat Islam Yatsrib dengan Rasulullah SAW pada gelombang ketiga ini,
terjadi pada tahun ke-13 dari kenabian dan menghasilkan Bai’atul Aqabah. Isi
Bai’atul Aqabah tersebut merupakan pernyataan umat Islam Yatsrib bahwa mereka
akan melindungi dan membela Rasulullah SAW. Selain itu, mereka memohon kepada
Rasulullah SAW dan para pengikutnya agar berhijrah ke Yatsrib.
3. Reaksi Kaum Kafir Quraisy terhadap Dakwah Rasulullah SAW
Prof. Dr. A. Shalaby dalam bukunya Sejarah Kebudayaan Islam, telah menjelaskan
sebab-sebab kaum Quraisy menentang dakwah Rasulullah SAW, yakni:
1. Kaum kafir Quraisy, terutama para bangsawannya sangat
keberatan dengan ajaran persamaan hak dan kedudukan antara semua orang. Mereka
mempertahankan tradisi hidup berkasta-kasta dalam masyarakat. Mereka juga ingin
mempertahankan perbudakan, sedangkan ajaran Rasulullah SAW (Islam) melarangnya.
2. Kaum kafir Quraisy menolak dengan keras ajaran Islam yang
adanya kehidupan sesudah mati yakni hidup di alam kubur dan alam akhirat,
karena mereka merasa ngeri dengan siksa kubur dan azab neraka.
3. Kaum kafir Quraisy menilak ajaran Islam karena mereka
merasa berat meninggalkan agama dan tradisi hidupa bermasyarakat warisan
leluhur mereka.
4. Dan, kaum kafir Quraisy menentang keras dan berusaha
menghentikan dakwah Rasulullah SAW karena Islam melarang menyembah berhala.
Usaha-usaha kaum kafir Quraisy untuk menolak dan menghentikan dakwah Rasulullah
SAW bermacam-macam antara lain:
۞ Para budak yang telah masuk Islam,
seperti: Bilal, Amr bin Fuhairah, Ummu Ubais an-Nahdiyah, dan anaknya
al-Muammil dan Az-Zanirah, disiksa oleh para pemiliknya (kaum kafir Quraisy) di
luar batas perikemanusiaan.
۞ Kaum kafir Quraisy mengusulkan pada Nabi
Muhammad SAW agar permusuhan di antara mereka dihentikan. Caranya suatu saat
kaum kafir Quraisy menganut Islam dan melaksanakan ajarannya. Di saat lain umat
Islam menganut agama kamu kafir Quraisy dan melakukan penyembahan terhadap
berhala.
Dalam menghadapi tantangan dari kaum kafir Quraisy, salah satunya Nabi Muhammad
SAW menyuruh 16 orang sahabatnya, termasuk ke dalamnya Utsman bin Affan dan 4
orang wanita untuk berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), karena Raja Negus di
negeri itu memberikan jaminan keamanan. Peristiwa hijrah yang pertama ke
Habasyah terjadi pada tahun 615 M.
Suatu saat keenam belas orang tersebut kembali ke Mekah, karena menduga keadaan
di Mekah sudah normal dengan masuk Islamnya salah satu kaum kafir Quraisy,
yaitu Umar bin Khattab. Namun, dugaan mereka meleset, karena ternyata Abu Jahal
labih kejam lagi.
Akhirnya, Rasulullah SAW menyuruh sahabatnya kembali ke Habasyah yang kedua
kalinya. Saat itu, dipimpin oleh Ja’far bin Abu Thalib.
Pada tahun ke-10 dari kenabian (619 M) Abu Thalib, paman Rasulullah SAW dan
pelindungnya wafat. Empat hari setelah itu istri Nabi Muhammad SAW juga telah
wafat. Dalam sejarah Islam tahun wafatnya Abu Thalib dan Khadijah disebut ‘amul
huzni (tahun duka cita).Bottom of
Form